Setiap membaca terjemahan Al-Quran dalam bahasa Indonesia, kerap kali kita menemukan kata “Kami” untuk Allah
yang berfirman. Contohnya saja “Kami Maha Berkehendak”. Sementara yang
kita tahu kata “Kami” merujuk pada makna jamak. Lalu, apakah
ini berarti Kami (Allah) itu jamak?
Seringkali
pula, orang kafir mencoba mengganggu iman kita dengan bertanya, mengapa Qur’an
banyak menggunakan kata KAMI untuk ALLAH? Bukankah kami itu banyak? Itu berarti
Qur’an pun mengakui “Tuhan” bapa, “Tuhan” anak & “Tuhan” roh!
Bagaimana
kita menjawab pertanyaan semacam ini???
“Katakanlah, Dia (Allah) itu Satu.” Ya,
Allah SWT itu satu. Tidak jamak alias dua atau tiga.
Allah SWT tentu saja bukanlah manusia,
bukan juga makhluk hidup dengan seperangkat kelamin. Bukan laki-laki,
bukan pula perempuan.
1. Konteks Penggunaan Pertama
Dalam gramatikal bahasa Arab, memang
ada 14 dhamir (kata ganti orang). Dari huwa (kata ganti orang ketiga,
tunggal dan laki-laki) hingga nahnu.
Sementara dalam Al-Quran, pemakaian kata ganti orang
ini kerap kali digunakan untuk lafaz Allah SWT. Kitab suci umat Islam
ini membahasakan “Allah” dengan kata ganti huwa (Dia). Yang mana, seperti
dijelaskan sebelumnya, makna ori-nya adalah dia laki-laki (1 orang). Namun
semua tahu bahwa Allah SWT bukan laki-laki apalagi perempuan.
Jikalau Al-Quran memakai kata
ganti Allah dengan lafaz “huwa”, bukan “hiya” (untuk perempuan), lantas bukan
berarti Allah itu laki-laki.
Pemakaian “huwa” adalah
corak keistimewaan bahasa Arab yang tak ada seorang pun mensangsikannya.
Hal ini sama pula dengan penggunaan
“nahnu” (kami), yang jika dilihat dari penggunaan asal katanya untuk kata ganti
orang pertama (jamak), baik laki-laki atau perempuan, ini bukan berarti
Allah itu berjumlah banyak (jamak).
Tak semua “nahnu” selalu berarti
pelakunya banyak. Secara umum, “nahnu” memang menunjukkan jumlah jamak,
namun orang yang belum paham bahasa arab akan kecele dengan ungkapan ini.
Kata “kami” tak selalu menunjukkan kuantiti banyak, namun menunjukkan pula
kebesaran sosok yang menggunakannya.
Untuk contoh, presiden dari
tanah arab mengatakan, “Kami
sampaikan salam..”, apa
ini bermakna jumlah presiden negara itu ada dua atau tiga orang?
Jawabnya tentu tidak. Kenapa? Lema “kami” yang
dipakainya menunjukkan kebesaran negaranya, bukan
menampilkan jumlah presiden.
2. Konteks Penggunaan Kedua
Kata “Kami” bermakna bahwa dalam mengerjakan tindakan tersebut,
Allah melibatkan unsur-unsur
makhluk (selain diri-Nya sendiri). Dalam kasus nuzulnya al-Qur’an, makhluk-makhluk
yang terlibat dalam pewahyuan dan
pelestarian keasliannya adalah sejumlah malaikat, terutama Jibril; kedua Nabi
sendiri; ketiga para pencatat/penulis wahyu; keempat, para huffadz (penghafal) dll. (Coba
perhatikan baik-baik, kebanyakan ayat-ayat yang
bercerita tentang turunnya al-Qur’an [dalam format kalimat aktif], Allah cenderung menggunakan kata
Kami).
Contoh :
“Sesungguhnya Kami telah turunkan al-Zikr [Al-Qur’an] dan Kami Penjaganya (keaslian)”. [kami lupa pada surat dan ayat berapa].
Contoh lain, coba lihat ayat-ayat tentang mencari rezki. Dalam ayat-ayat tersebut. Allah sering
menggunakan kata Kami; artinya, rezki harus diusahakan oleh manusia itu sendiri, walaupun kita juga yakin bahwa rezki sudah ditentukan oleh Allah.
“Sesungguhnya Kami telah turunkan al-Zikr [Al-Qur’an] dan Kami Penjaganya (keaslian)”. [kami lupa pada surat dan ayat berapa].
Contoh lain, coba lihat ayat-ayat tentang mencari rezki. Dalam ayat-ayat tersebut. Allah sering
menggunakan kata Kami; artinya, rezki harus diusahakan oleh manusia itu sendiri, walaupun kita juga yakin bahwa rezki sudah ditentukan oleh Allah.
3. Konteks Penggunaan Ketiga
Ayat yang menggunakan kata Kami biasanya menceritakan sebuah
peristiwa besar yang berada di
luar kemampuan jangkauan nalar manusia, seperti penciptaan Adam, penciptaan bumi, dan langit. Di sini,
selain peristiwa itu sendiri yang nilai besar, Allah sendiri ingin menokohkan/memberi
kesan “Kemahaan-Nya” kepada manusia, agar manusia
dapat menerima/mengimani segala sesuatu yang berada di luar jangkauan
nalar/rasio manusia.
Contoh.
“Sesungguhnya KAMI telah menciptakan kamu (Adam), lalu KAMI bentuk tubuhmu, kemudian KAMI katakan kepada para malaikat: “Bersujudlah kamu kepada Adam”; maka merekapun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud” ([al-A’raf 7:11)
“Sesungguhnya KAMI telah menciptakan kamu (Adam), lalu KAMI bentuk tubuhmu, kemudian KAMI katakan kepada para malaikat: “Bersujudlah kamu kepada Adam”; maka merekapun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud” ([al-A’raf 7:11)
Katakanlah yg HAQ itu HAQ & katakana pula yg BATHIL itu
BATHIL.
Sampaikanlah dengan hikmah & cara yg baik.
"Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim di antara mereka…" (Qs. 29 Ankabuut: 46).
"Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim di antara mereka…" (Qs. 29 Ankabuut: 46).
Wallahua’lam bisshowab.
Sumber:
1.IslamTerbuktiBenar
2. Pesantrenvirtual.com
3.Mediadakwah
4. Admmuslimmenjawab.multiply.com
1.IslamTerbuktiBenar
2. Pesantrenvirtual.com
3.Mediadakwah
4. Admmuslimmenjawab.multiply.com
5. Bersamadakwah.net
Tebar dakwah bisa dengan media kaos, kunjungi :
http://www.kaosdakwahislami.id/?reg=tommy.andri