Dasar-Dasar Iman (IV) : Iman Kepada Rasul-Rasul Allah
Siapakah mereka para rasul Allah itu ?
Para rasul yang dimaksud di sini adalah orang-orang yang diberi wahyu
oleh-Nya dengan membawa syariat yang benar dan mereka diperintahkan untuk
menyampaikan kepada umatnya, baik orang yang dikenal maupun tidak, baik orang
yang memusuhinya ataupun tidak. Allah berfirman:
إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ بِالْحَقِّ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَإِنْ مِنْ أُمَّةٍ
إِلَّا خَلَا فِيهَا نَذِيرٌ وَإِنْ يُكَذِّبُوكَ فَقَدْ كَذَّبَ الَّذِينَ
مِنْ قَبْلِهِمْ جَاءَتْهُمْ رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ وَبِالزُّبُرِ
وَبِالْكِتَابِ الْمُنِيرِ
“Sungguh, Kami mengutus kamu dengan membawa kebenaran
sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan. Dan tidak ada
satu pun umat melainkan di sana telah datang seorang pemberi peringatan. Dan
jika mereka mendustakan kamu, maka sungguh orang-orang yang sebelum mereka pun
telah mendustakan (rasul-rasul) ketika rasul-rasul datang dengan membawa
mukjizat yang nyata, zubur, dan kitab yang memberi penjelasan yang sempurna.” (QSٍ. Fathir: 24-25)
Bagaimanakah karakter mereka ?
Para rasul adalah orang-orang yang berkarakter baik. Empat karakter
baik mereka yang Allah sebutkan di dalam Al-Qur’an, yaitu:
a. Mengikuti petunjuk Dzat yang
mengutus mereka.
Yakni mereka komitmen dengan rambu-rambu petunjuk dari Rabbnya yang diberikan kepada mereka.
Allah berfirman:
اتَّبِعْ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ
“Ikutilah
apa yang telah diwahyukan kepadamu dari Tuhanmu (Muhammad).” (QS. Al-An’am: 106)
Allah menginformasikan
sikap rasul-Nya atas perintah-Nya tersebut di atas seraya mengatakan:
إِنْ أَتَّبِعُ إِلَّا
مَا يُوحَى إِلَيَّ
“Aku
hanya mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku.” (QS. Al-An’am:
50)
b. Terpercaya
Yakni mereka benar-benar hanya menyampaikan risalah Rabbnya.
Allah berfirman
tentang apa yang disampaikan Nuh kepada kaumnya:
قَالَ يَا قَوْمِ لَيْسَ بِي ضَلَالَةٌ وَلَكِنِّي رَسُولٌ مِنْ رَبِّ
الْعَالَمِينَ أُبَلِّغُكُمْ رِسَالَاتِ رَبِّي وَأَنْصَحُ لَكُمْ
وَأَعْلَمُ مِنَ اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ
“Nuh
berkata, ‘Hai kaumku, aku tidak sesat tetapi aku ini seorang utusan dari Tuhan
semesta alam.’ Aku menyampaikan kepadamu amanat-amanat Tuhanku dan aku memberi
nasehat kepadamu. Dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. A’raf: 61-62)
c. Jujur dan benar
Yakni jujur dalam
ucapan dan benar dalam apa yang diinformasikan.
Allah berfirman
menghikayatkan penyesalan orang-orang yang mendustakan atau mengingkari
kebenaran risalah yang disampaikan oleh para rasul-Nya yang diutus kepada
mereka:
قَالُوا يَا وَيْلَنَا مَنْ بَعَثَنَا مِنْ مَرْقَدِنَا
هَذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمَنُ وَصَدَقَ الْمُرْسَلُونَ
“Mereka
berkata, ‘Aduhai celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat
tidur kami (kubur)?’ Inilah yang dijanjikan (Tuhan) Yang Maha Pemurah dan
benarlah rasul-rasulNya.” (QS. Yasin: 52)
d. Penyabar
Yakni sabar dan tabah
dalam menghadapi segala bentuk rintangan dalam menjalankan misi dakwah
menyampaikan risalah rabbnya.
Allah berfirman:
فَاصْبِرْ كَمَا صَبَرَ أُولُو الْعَزْمِ مِنَ الرُّسُلِ وَلَا تَسْتَعْجِلْ
لَهُمْ
“Maka
bersabarlah kamu (Muhammad) sebagaimana kesabaran rasul-rasul yang memiliki
keteguhan hati dan janganlah kamu meminta agar azab disegerakan untuk
mereka.” (QS. Al-Ahqaf: 35)
Berapa jumlah mereka ?
Mengenai jumlah para rasul Allah, disebutkan dalam al-Qur’an lebih dari 20
orang. Namun hal ini tidak berarti bahwa jumlah rasul hanya yang disebutkan.
Karena Allah mengisyaratkan lebih dari itu, sebagaimana firman-Nya:
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلًا مِنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ
وَمِنْهُمْ مَنْ لَمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ
“Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul
sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara
mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu.” (QٍS. Ghafir: 78)
Wajib Mengimani Seluruh Rasul-Nya
Semua rasul Allah, baik yang di sebutkan nama-namanya maupun tidak, kita
wajib mengimaninya. Kita wajib membenarkan dengan seyakin-yakinnya bahwa Allah
mengutus seorang rasul pada setiap umat untuk mengajak mereka beribadah kepada
Allah semata, tanpa menyekutukan-Nya dan untuk kufur kepada sesembahan
selain-Nya. Serta percaya bahwa semua rasul adalah benar, mulia, luhur,
mendapat petunjuk serta menunjuki orang lain. Mereka telah menyampaikan apa
yang karenanya mereka diutus oleh Allah, tanpa menyembunyikan atau mengubahnya.
Allah berfirman:
فَهَلْ عَلَى الرُّسُلِ إِلَّا الْبَلَاغُ الْمُبِينُ وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي
كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ
فَمِنْهُمْ مَنْ هَدَى اللَّهُ وَمِنْهُمْ مَنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلَالَةُ
فَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ
“Maka tidak ada kewajiban atas para rasul selain dari
menyampaikan (amanat Allah) dengan terang. Dan sesungguhnya Kami telah mengutus
rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan), ‘Sembahlah Allah (saja), dan
jauhilah thaghut itu’, maka di antara umat itu ada orang-orang yang telah pasti
kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah
bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).” (Qs. An-Nahl: 35-36)
Unsur-unsur iman kepada rasul
Iman kepada para rasul mengandung empat unsur:
1. Mengimani bahwa
risalah mereka benar-benar dari Allah. Barangsiapa mengingkari risalah mereka
walaupun hanya seorang, berarti ia telah mengingkari seluruh rasul. Sehingga
umat Nashrani yang mendustakan dan tidak mau mengikuti Muhammad, berarti mereka
juga telah mendustakan dan tidak mengikuti Nabi Isa Al-Masih bin Maryam.
2. Mengimani seluruh
rasul-Nya, baik yang telah kita kenal namanya ataupun tidak.
3. Membenarkan
berita-berita mereka yang benar.
4. Mengamalkan syariat
dari mereka yang diutus kepada kita, yaitu Rasul terakhir Muhammad yang diutus
Allah kepada seluruh manusia. Allah berfirman:
فَلَا وَرَبِّكَ لَا
يُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي
أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
“Maka
demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan
kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak
merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan,
dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (QS. An-Nisa: 65)
Buah Iman kepada Para Rasul Allah
Pembaca yang budiman, di antara buah yang baik dari iman kepada para
rasul-Nya, yaitu:
1. Mengetahui rahmat
serta perhatian Allah kepada hamba-hamba-Nya sehingga mengutus para rasul untuk
menunjuki mereka kepada jalan Allah serta menjelaskan bagaimana seharusnya
menyembah Allah, karena memang akal manusia tidak mampu mengetahui hal
tersebut dengan sendirinya.
2. Mensyukuri nikmat
Allah yang sangat besar ini.
3. Mencintai para rasul,
karena mereka adalah para rasul Allah, karena mereka hanya menyembah Allah,
menyampaikan risalah-Nya dan menasehati hamba-hamba-Nya.
Wallahu a’lam
Referensi
1. At- Tauhid Lishshaffi
ats-Tsaniy al-‘Aliy, Tim Ahli Tauhid.
2. Min Ushuuli ‘Aqidati
Ahli as Sunnah wal jama’ah, Dr. Sholeh bin Fauzan.
3. Syarah Ushulil Iman, Muhammad bin Shalih
al-Utsaimin.
Oleh : Amar Abdullah
Tulisan ini diambil dari www.alsofwa.com
dengan sedikit perubahan.
Tebar dakwah bisa dengan media kaos, kunjungi :
http://www.kaosdakwahislami.id/?reg=tommy.andri
No comments:
Post a Comment