Dasar-Dasar Iman (V) :
Iman Kepada Hari Akhir
Yang dimaksud dengan Hari Akhir di sini adalah hari Kiamat, di mana seluruh
manusia dibangkitkan pada hari itu untuk dihisab dan dibalas.
Wajibnya Beriman kepada Hari Akhir
Iman kepada Hari Akhir termasuk perkara wajib, sebagaimana rukun iman yang
lainnya.
Dalil yang menetapkan kewajiban beriman kepada hari akhir jumlahnya banyak,
ada yang bersifat umum dan ada yang bersifat khusus. Di antara dalil yang
bersifat umum yaitu:
Allah berfirman:
لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ
وَلَكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَالْمَلَائِكَةِ
وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ
“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat
itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman
kepada Allah, Hari Akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab dan nabi-nabi.” (QS. Al-Baqarah: 177)
Sabda nabi saat ditanya tentang makna iman:
أَنْ تُؤْمِنَ بِاللَّهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ
اْلآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ
“Engkau beriman kepada Allah, para malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, kepada Hari Akhir dan engkau beriman kepada
takdir, yang baik maupun yang buruk.” (HR. Muslim no. 102)
Adapun dalil yang bersifat khusus, seperti, firman-Nya:
زَعَمَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنْ لَنْ يُبْعَثُوا قُلْ بَلَى وَرَبِّي
لَتُبْعَثُنَّ ثُمَّ لَتُنَبَّؤُنَّ بِمَا عَمِلْتُمْ وَذَلِكَ عَلَى اللَّهِ
يَسِيرٌ
“Orang-orang yang kafir mengatakan bahwa mereka
sekali-kali tidak akan dibangkitkan. Katakanlah, memang, demi Tuhanku,
benar-benar kamu akan dibangkitkan, kemudian akan diberitakan kepadamu apa yang
telah kamu kerjakan. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.“ (QS. At-Taghabun: 7)
Hubungan erat antara iman kepada hari akhir dan iman
kepada Allah
Beriman kepada Hari Akhir adalah rukun iman yang kelima dari enam rukun
iman. Adapun iman kepada Allah adalah rukun iman yang pertama.
Di dalam al-Qur`an dan di dalam hadits beriman kepada Hari Akhir sering
digandengkan dengan beriman kepada Allah karena orang yang tidak beriman kepada
Hari Akhir tidak mungkin beriman kepada Allah, orang yang tidak beriman kepada
Hari Akhir tidak akan beramal. Orang beramal karena ada harapan kemuliaan di
Hari Akhir dan ada ketakutan terhadap azab di Hari Akhir, jika dia tidak beriman
kepadanya maka dia seperti orang-orang yang disebutkan oleh Allah dan
firman-Nya:
وَقَالُوا مَا هِيَ إِلَّا حَيَاتُنَا الدُّنْيَا نَمُوتُ وَنَحْيَا وَمَا
يُهْلِكُنَا إِلَّا الدَّهْرُ وَمَا لَهُمْ بِذَلِكَ مِنْ عِلْمٍ إِنْ هُمْ إِلَّا
يَظُنُّونَ
“Dan mereka berkata, Kehidupan ini tidak lain hanyalah
kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang akan
membinasakan kita selain masa dan mereka sekali-kali tidak mempunyai
pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja.” (QS. Al-Jatsiyah: 24)
Unsur Imam kepada Hari Akhir
Iman kepada Hari Akhir mengandung tiga unsur, yaitu:
1. Mengimani Ba’ts (Kebangkitan),
yaitu dihidupkannya kembali orang-orang yang sudah mati ketika tiupan
sangkakala yang kedua. Pada waktu itu semua manusia bangkit untuk menghadap
Rabb alam semesta dengan tidak beralas kaki, bertelanjang dan tidak disunat. Allah
berfirman:
ثُمَّ
إِنَّكُمْ بَعْدَ ذَلِكَ لَمَيِّتُونَ (15) ثُمَّ إِنَّكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
تُبْعَثُونَ (16)
“Kemudian,
sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati. Kemudian,
sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat.” (QS. Al-Mukminun:
15-16)
Rasulullah bersabda:
يُحْشَرُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حُفَاةً عُرَاةً غُرْلاً
“Di
hari kiamat seluruh manusia akan dihimpun dengan keadaan tidak beralas kaki dan
tidak disunat.” (HR. Muslim no. 7377)
2. Mengimani Hisab (perhitungan)
yang dilakukan secara detail dan Jaza (pembalasan)
yang dilakukan dengan seadil-adilnya.
Allah berfirman:
إِنَّ إِلَيْنَا إِيَابَهُمْ (25) ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا
حِسَابَهُمْ (26)
“Sesungguhnya
kepada Kami-lah kembali mereka, kemudian sesungguhnya kewajiban Kami-lah
menghisab mereka.” (QS. Al-Ghasiyah: 25-26)
وَنَضَعُ الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلَا تُظْلَمُ
نَفْسٌ شَيْئًا وَإِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا
وَكَفَى بِنَا حَاسِبِينَ
“Kami
akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang
barang sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti Kami
mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.” (QS. Al-Anbiya: 47)
3. Mengimani Surga dan Neraka
sebagai tempat manusia yang abadi
Surga adalah tempat
abadi bagi orang yang beriman, sementara Neraka adalah tempat yang abadi bagi
orang-orang kafir.
Allah berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَئِكَ هُمْ خَيْرُ
الْبَرِيَّةِ (7) جَزَاؤُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِنْ
تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ
وَرَضُوا عَنْهُ ذَلِكَ لِمَنْ خَشِيَ رَبَّهُ (8)
“Sesungguhnya
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah
sebaik-baik makhluk. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah Surga ‘Adn yang
mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.
Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadaNya. Yang demikian itu
adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.” (QS. Al-Bayyinah: 7-8)
إِنَّ اللَّهَ لَعَنَ الْكَافِرِينَ وَأَعَدَّ لَهُمْ سَعِيرًا (64)
خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا لَا يَجِدُونَ وَلِيًّا وَلَا نَصِيرًا (65) يَوْمَ
تُقَلَّبُ وُجُوهُهُمْ فِي النَّارِ يَقُولُونَ يَا لَيْتَنَا أَطَعْنَا اللَّهَ
وَأَطَعْنَا الرَّسُولَا (66)
“Sesungguhnya
Allah mela’nati orang-orang kafir dan menyediakan bagi mereka api yang
menyala-nyala (neraka), mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; mereka tidak
memperoleh seorang pelindungpun dan tidak (pula) seorang penolong, pada hari
ketika muka mereka dibolak-balikan dalam neraka, mereka berkata, ‘Alangkah
baiknya, andaikata kami taat kepada Allah dan taat (pula) kepada Rasul.’” (QS. Al-Ahzab: 64-66)
Iman kepada Hari Akhir adalah termasuk mengimani peristiwa yang akan
terjadi sesudah kematian, seperti adanya fitnah kubur, yakni,
pertanyaan yang diajukan kepada mayat ketika sudah dikubur tentang Rabbnya,
agamanya dan nabinya. Begitu juga adanya nikmat kubur yang diperuntukkan bagi
orang-orang mukmin dan siksa kubur yang diperuntukkan bagi orang-orang zhalim,
yakni orang-orang munafiq dan orang-orang kafir.
Buah Iman kepada Hari Akhir
Iman kepada hari akhir memiliki buah yang baik. Di antara buah yang baik
tersebut, yaitu:
1. Pelakunya akan
mencintai ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya dengan mengharap balasan yang
baik pada hari akhir nanti.
2. Pelakunya akan
membenci perbuatan maksiat karena rasa takutnya akan siksa Allah pada hari itu.
3. Iman kepada hari akhir
akan dapat menghibur orang yang beriman tentang apa yang didapatkan di dunia
dengan mengharapkan kenikmatan serta pahala di akhirat.
Referensi
1. Min Ushuuli ‘Aqidati
Ahli as Sunnah wal jama’ah, Dr. Sholeh bin Fauzan
2. Syarah Ushulil Iman, Muhammad bin Shalih
al-Utsaimin, dll
Oleh : Amar Abdullah
Tulisan ini diambil dari www.alsofwa.com
dengan sedikit perubahan.
Tebar dakwah bisa dengan media kaos, kunjungi :
http://www.kaosdakwahislami.id/?reg=tommy.andri
No comments:
Post a Comment