Dasar-Dasar Iman (3) :
Iman Kepada Kitab-Kitab Allah
Apa yang dimaksud dengan kitab-kitab Allah ?
Kitab-kitab Allah yang dimaksud di sini adalah kitab-kitab yang diturunkan
Allah kepada para rasul-Nya sebagai rahmat dan hidayah bagi seluruh manusia
agar mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Iman kepada kitab-kitab Allah maksudnya membenarkan dengan penuh keyakinan
adanya kitab-kitab Allah beserta segala kandungannya yang diwahyukan kepada
hamba-hamba-Nya yang terpilih dengan kebenaran yang nyata dan petunjuk yang
jelas bagi seluruh manusia, serta mengimani bahwasanya yang menurunkan
kitab-kitab tersebut adalah Allah.
Allah berfirman:
يُنَزِّلُ الْمَلَائِكَةَ بِالرُّوحِ مِنْ أَمْرِهِ عَلَى
مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ
“Dia menurunkan para malaikat dengan (membawa) wahyu
dengan perintah-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya.” (QS. An-Nahl: 2)
Hukum Iman kepada Kitab-kitab Allah
Iman kepada kitab-kitab Allah hukumnya wajib sebagaimana halnya iman kepada
Allah dan para Malaikat-Nya. Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا آمِنُوا بِاللَّهِ
وَرَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي نَزَّلَ عَلَى رَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي
أَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ وَمَنْ يَكْفُرْ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ
وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا
“Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman
kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada
Rasul-Nya (yakni, Muhammad berupa al-Qur’an) serta kitab yang Allah turunkan
sebelumnya (seperti Taurat kepada Musa, zabur kepada Dawud dan Injil kepada
Isa). Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang
itu telah sesat sejauh-jauhnya.” (Qs. An-Nisa: 136)
Unsur-unsur iman kepada kitab-kitab Allah
Iman kepada kitab-kitab Allah mengandung empat unsur:
1. Mengimani bahwa kitab-kitab tersebut diturunkan dari Allah.
2. Mengimani kitab-kitab yang sudah kita kenali namanya, seperti:
a. al-Qur’an yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad. Allah berfirman:
وَكَذَلِكَ أَوْحَيْنَا
إِلَيْكَ قُرْآنًا عَرَبِيًّا
“Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Al-Quran dalam bahasa Arab.” (QS. Asy-Syura:7)
b. Zabur yang
diturunkan kepada nabi Dawud. Allah berfirman:
وَآتَيْنَا دَاوُودَ
زَبُورًا
“Dan Kami berikan Zabur kepada Dawud.” (QS. Aan-Nisa: 163)
c. Taurat yang
diturunkan kepada nabi Musa. Allah berfirman:
إِنَّا أَنْزَلْنَا
التَّوْرَاةَ فِيهَا هُدًى وَنُورٌ
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan
cahaya (yang menerangi).” (QS. Al-Maidah: 44)
d. Injil yang
diturunkan kepada nabi Isa. Allah berfirman:
وَقَفَّيْنَا عَلَى
آثَارِهِمْ بِعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ
التَّوْرَاةِ وَآتَيْنَاهُ الْإِنْجِيلَ
“Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi nabi Bani Israil) dengan Isa putera
Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu Taurat. Dan Kami telah
memberikan kepadanya Kitab Injil.” (QS. Al-Maidah: 46)
3.
Membenarkan seluruh beritanya yang benar, seperti berita-berita yang ada di
dalam al-Qur’an dan berita kitab-kitab terdahulu yang belum diganti atau belum
diselewengkan.
4. Mengerjakan seluruh hukum yang belum dinasakh (dihapus)
serta rela dan pasrah pada hukum itu, baik kita memahami hikmahnya maupun
tidak. Seluruh kitab terdahulu telah dinasakh oleh al-Qur’an seperti
ditunjukkan oleh firman-Nya:
وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ
يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا
أَنْزَلَ اللَّهُ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ عَمَّا جَاءَكَ مِنَ الْحَقِّ
“Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan
membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang
diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka
putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu
mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang
kepadamu.” (QS. Al-Maidah: 48)
Yakni, Kami telah turunkan kepadamu – wahai Muhammad – Al Quran. Segala apa
yang ada di dalamnya merupakan kebenaran yang bersaksi atas kebenaran
kitab-kitab sebelumnya. Ia adalah dari sisi Allah, yang mengakui kebenaran apa
yang terkandung di dalamnya, menjelaskan penyimpangan yang terjadi padanya, dan menasakh sebagian syariatnya. Maka tetapkanlah
hukum di antara orang-orang yang menjadikanmu sebagai hakim dari kalangan
mereka dengan apa yang Allah turunkan kepadamu dalam al-Qur’an ini. Dan jangan
berpaling dari kebenaran yang telah Allah perintahkan padamu kepada hawa nafsu
mereka dan apa yang menjadi kebiasaan mereka. (At-Tafsir Al-Muyassar,
1/116)
Oleh karena itu, tidak dibenarkan mengerjakan hukum apa pun dari hukum
kitab-kitab terdahulu, kecuali yang benar dan ditetapkan al-Qur’an.
Bagimana dengan kitab-kitab yang ada pada ahli kitab
(Yahudi dan Nasrani) sekarang?
Sesungguhnya apa yang ada di tangan ahli kitab yang mereka namakan sebagai
kitab Taurat dan Injil sekarang dapat dipastikan bahwa ia termasuk hal-hal yang
tidak benar penisbatannya kepada para nabi Allah. Maka tidak bisa dikatakan
bahwa Taurat yang ada sekarang adalah Taurat yang dahulu diturunkan kepada Nabi
Musa. Juga Injil yang ada sekarang bukanlah Injil yang diturunkan kepada Nabi
Isa. Jadi, keduanya bukanlah kedua kitab yang kita diperintahkan untuk
mengimaninya secara rinci. Dan tidak benar mengimani sesuatu yang ada dalam
keduanya sebagai kalamullah (firman
Allah), kecuali yang ada dalam Al-Qur’an lalu dinisbatkan kepada keduanya.
Kedua kitab tersebut telah dinasakh (dicabut masa berlakunya) dan diganti
oleh Al-Qur’an. Allah menyebutkan terjadinya pengubahan dan pemalsuan terhadap
keduanya di lebih dari satu tempat dalam Al-Qur’an. Allah berfirman:
أَفَتَطْمَعُونَ أَنْ يُؤْمِنُوا لَكُمْ وَقَدْ كَانَ
فَرِيقٌ مِنْهُمْ يَسْمَعُونَ كَلَامَ اللَّهِ ثُمَّ يُحَرِّفُونَهُ مِنْ بَعْدِ
مَا عَقَلُوهُ وَهُمْ يَعْلَمُونَ
“Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya
kepadamu, padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka
mengubahnya setelah memahaminya, sedang mereka mengetahui?”(QS. Al-Baqarah: 75)
Buah Iman kepada Kitabullah
Sebagaimana iman kepada Allah dan iman kepada malaikat-Nya memiliki buah
yang baik, maka begitu pula halnya dengan iman kepada Kitabullah. Adapun buah
iman kepada Kitabullah di antaranya:
1. Mengetahui perhatian
Allah U terhadap hamba-hamba-Nya sehingga menurunkan kitab yang menjadi hidayah
(petunjuk) bagi setiap ummat.
2. Mengetahui hikmah
Allah dalam syara’ atau hukum-Nya.
3. Mensyukuri nikmat
Allah pada hal tersebut. Yaitu, dengan membacanya, mentadabburinya, mengkajinya,
mengamalkannya dan menyeru kepadanya.
Referensi
1. At- Tauhid Lishshoffi
ats-tsaniy al-‘Aliy, Tim Ahli Tauhid.
2. At-Tafsir Al-Muyassar, Dr. Hikmat Basyir
et. al.
3. Min Ushuuli ‘Aqidati
Ahli as-Sunnah wal jama’ah, Dr. Sholeh bin Fauzan.
4. Syarah Ushulil Iman, Muhammad bin Shalih
al-Utsaimin.
Oleh : Amar Abdullah
Tulisan ini diambil dari www.alsofwa.com
dengan sedikit perubahan.
Tebar dakwah bisa dengan media kaos, kunjungi :
http://www.kaosdakwahislami.id/?reg=tommy.andri
No comments:
Post a Comment