Pertama : Bermalas-malasan ketika shalat adalah merupakan dosa besar.
Allah ta’ala berfirman
:
فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّينَ
الَّذِينَ هُمْ عَن صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ
“Maka kecelakaanlah bagi
orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya.” (QS.
Al-Ma’un : 4-5)
Al-Imam Abdul Aziz bin
Abdillah bin Baz menyatakan :
التهاون بالصلاة من
المنكرات العظيمة، ومن صفات المنافقين، قال الله عز وجل: إِنَّ الْمُنَافِقِينَ
يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ وَإِذَا قَامُوا إِلَى الصَّلاةِ قَامُوا
كُسَالَى يُرَاءُونَ النَّاسَ وَلا يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلا قَلِيلًا[1]، وقال
الله في صفتهم: وَمَا مَنَعَهُمْ أَنْ تُقْبَلَ مِنْهُمْ نَفَقَاتُهُمْ إِلا
أَنَّهُمْ كَفَرُوا بِاللَّهِ وَبِرَسُولِهِ وَلا يَأْتُونَ الصَّلاةَ إِلا وَهُمْ
كُسَالَى وَلا يُنْفِقُونَ إِلا وَهُمْ كَارِهُونَ[2] وقال النبي صلى الله عليه
وسلم: ((أثقل الصلاة على المنافقين صلاة العشاء وصلاة الفجر ولو يعلمون ما فيهما
لأتوهما ولو حبوا)) متفق على صحته. فالواجب على كل مسلم وعلى كل مسلمة المحافظة
على الصلوات الخمس في أوقاتها، وأداؤها بطمأنينة، والإقبال عليها بخشوع فيها
وإحضار قلب؛ لقول الله سبحانه: قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ * الَّذِينَ هُمْ فِي
صَلاتِهِمْ خَاشِعُونَ[3]، ولما ثبت عنه صلى الله عليه وسلم أنه أمر الذي أساء
صلاته فلم يطمئن فيها بالإعادة، وعلى الرجال خاصة أن يحافظوا عليها في الجماعة مع
إخوانهم في بيوت الله وهي المساجد؛ لقول النبي صلى الله عليه وسلم: ((من سمع
النداء فلم يأت فلا صلاة له إلا من عذر)) أخرجه ابن ماجة والدارقطني وابن حبان
والحاكم بإسناد صحيح. قيل لابن عباس رضي الله عنهما: ما هو العذر؟ قال: (خوف أو
مرض).
“Bermalas-malasan/meremehkan
shalat termasuk kemungkaran yang besar, dan ia merupakan sifat orang-orang
munafik,
Allah ta’ala berfirman :
“Sesungguhnya
orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka.
Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka
bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut
Allah kecuali sedikit sekali.” (QS An-Nisa’ : 142).
Dan Allah juga befirman
ketika menjelaskan sifat orang munafik :
“Dan tidak ada yang
menghalangi mereka untuk diterima dari mereka nafkah-nafkahnya melainkan karena
mereka kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka tidak mengerjakan
sembahyang, melainkan dengan malas dan tidak (pula) menafkahkan (harta) mereka,
melainkan dengan rasa enggan.” (QS At Taubah : 54).
Nabi shalallahu ‘alaihi
wa sallam juga bersabda :
“Shalat paling berat
dirasakan oleh orang munafik adalah shalat isya’ dan shalat subuh. Seandainya
mereka mengetahui pahalanya niscaya mereka akan mendatanginya meski dengan
merangkak.” (Disepakati keshahihannya).
Maka wajib bagi setiap
orang islam yang laki maupun yang wanita untuk senantiasa menjaga shalat lima
waktu tepat pada waktunya. Serta melaksanakannya dengan tumakninah serta
menyambutnya dengan penuh khusyu’ dan disertai hati yang tenang.”
(Fatawa Syaikh Bin Baz
no. 2382).
Kedua : Sedang madzhab
ahlis sunnah wal jama’ah terhadap pelaku dosa besar adalah ia berada di bawah
kehendak Allah ta’ala. Jika Allah mengampuninya maka ia bisa masuk syurga namun
jika Allah tidak mengampuninya maka ia akan masuk neraka.
Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyyah berkata :
اتفق الصحابة والتابعون
لهم بإحسان، وسائر أئمة المسلمين على أنه لا يخلد في النار أحد ممن في قلبه مثقالُ
ذرة من إيمان، واتفقوا أيضًا على أن نبينا يشفع فيمن يأذن الله له بالشفاعة فيه من
أهل الكبائر من أمته
“Telah bersepakat para
sahabat, para tabi’in yang mengikuti mereka dengan baik dan seluruh para imam
Islam bahwa tidak akan kekal di neraka salah satu dari sekian banyak orang yang
di dalam hatinya masih terdapat iman sebesar dzarroh.
Mereka bersepakat pula
bahwa Nabi kita shalallahu ‘alaihi wa sallam akan memberikan syafaat kepada
orang yang telah mendapatkan izin dari Allah untuk diberi syafaat dari kalangan
pelaku dosa besar dari umat beliau.”
(Majmu’ Fatawa : 7/222).
Wallahu a’lam
Oleh: Abul Aswad Al Bayaty
Tebar dakwah bisa dengan media kaos, kunjungi :
http://www.kaosdakwahislami.id/?reg=tommy.andri
No comments:
Post a Comment